PANGANDARAN (JP), Sepasang suami isteri di Kabupaten Pangandaran berhasil menciptakan kerupuk berbahan baku susuh atau keong laut.
Kerupuk susuh tersebut berhasil diciptakan oleh sepasang suami isteri warga di Dusun Babakan, Desa/Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran.
Warga tersebut bernama Saeful Arif dan isteri Iis Rosmiati. Mereka menggeluti pekerjaan tersebut sejak pandemi Covid-19 terjadi.
“Perekonomian tidak menentu, sehingga perlu inovasi agar perekonomian tetap stabil,” kata Cak Eful, Jumat 24 September 2021.
Ditambahkan Cak Eful, selain dirinya memproduksi kerupuk berbahan baku susuh juga memproduksi kerupuk berbahan cumi, udang dan ikan laut.
“Untuk kerupuk susuh kami jadikan andalan karena susuh merupakan salah satu biota laut yang banyak di Kecamatan Parigi dan Kecamatan Cijulang,” tambah Cak Eful.
Sedangkan kerupuk berbahan baku cumi dan juga ikan masih terbatas sesuai musim.
“Semula saya tidak menyangka susuh bisa menyatu dengan bahan baku tepung kerupuk, berkat ketekunan yang kami lalui akhirnya berhasil bisa bersatu antara susuh dengan tepung,” terang Cak Eful.
Cak Eful memaparkan, dalam satu hari dirinya berhasil memproduksi kerupuk dengan bahan baku adonan sebanyak 5 kilogram.
Hasil bahan baku adonan yang lima kilogram itu bisa menghasilkan satu packing dengan jumlah setiap satu packing sepuluh bungkus yang per bungkusnya dijual dengan harga Rp5 ribu untuk takaran 100 gram dan Rp2ribu untuk takaran 40 gram.
“Modal untuk pembuatan bahan baku adonan per lima kilogram menghabiskan Rp100 ribu dengan hasil keuntungan Rp210 ribu,” paparnya.
Cak Eful juga mengatakan, kerupuk susuh hasil produksinya mampu bertahan hingga satu bulan tanpa bahan pengawet.
“Proses pembuatan kerupuk susuh kami lakukan secara manual dan tradisional karena keterbatasan peralatan mesin produksi,” sambung Cak Eful.
Produk UMKM yang digagas Cak Eful bersama Iis Rosmiati menggunakan lebel PND Abadi sebagai ciri kedaerahan. (Engkoh)
Discussion about this post