PANGANDARAN (JP), Salah seorang warga di Pangandaran mampu bertahan hidup dengan menjual lidi daun kelapa, meskipun penghasilan yang sangat minim dan memperihatinkan.
Melihat sapu lidi, yaitu salah satu peralatan rumah tangga yang masih selalu digunakan hingga saat ini.
Selain itu, pembuatan sapu lidi juga masih merupakan suatu usaha tradisional yang masih diminati masyarakat.
Seperti yang dilakukan salah seorang warga Dusun/Desa Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran Yayat Rohayati (58) dirinya mengaku bahwa setiap harinya mencari daun kelapa untuk dijadikan sapu lidi.
Sedangkan Yayat hanya seorang janda dan hidup bersama anaknya yang saat ini masih menduduki sekolah kelas 3 di SMK Al-Furqon Cimerak.
Selain itu, Yayat memiliki rumah yang terbuat dari bilik bambu sudah mulai usang serta atap yang selalu bocor ketika hujan turun.
“Saya mencari daun kelapa ke tiap-tiap kebun milik orang lain dan jika dapat daun kelapa tidak langsung dibuat, namun saya biasanya mengumpulkan terlebih dahulu,” kata Yayat, Minggu (5/9/2021).
Setelah daun kelapa terkumpul, dirinya mulai melakukan pembuatan sapu dengan menggunakan sebilah pisau kecil, dan jari dibalut kain.
“Saya menggeluti usaha pembuatan sapu lidi ini sudah sekitar 17 tahun, namun pekerjaan ini tidak begitu menjanjikan,” tambah Yayat.
Sedangkan, Yayat biasanya dalam seminggu saya bisa membuat sampai 49 ikat sapu lidi, lalu sapu lidi tersebut dijual ke pengepul dengan harga Rp 1.500 ribu per ikat sapu lidi.
“Jika diperhitungkan pendapatan saya sekitar Rp 10 ribu per hari atau Rp 70 ribu per Minggu. Namun itupun tidak menentu,” ujarnya.
Meskipun pendapat sedikit, namun tetap disyukuri Yayat, karena hanya pekerjaan membuat sapu lidi ini yang bisa memenuhi untuk kebutuhan hidup dan makan sehari-hari. (Engkoh)
Discussion about this post