PANGANDARAN (JP) | Pantai di Kabupaten Pangandaran memiliki panjang 91 kilometer, memerlukan alat Early Warning System (EWS) Tsunami yang banyak.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Pangandaran, Dani Hamdani mengatakan, saat ini Pangandaran hanya memiliki dua EWS.
“Awalnya ada beberapa buah, tapi sekarang tersisa dua buah,” katanya kepada JURNALPANGANDARAN, Minggu (18/07/21).
Adapun dua EWS tersebut terletak di Bojongsalawe Kecamatan Parigi dan Desa Pangandaran Kecamatan Pangandaran.
“Keduanya masih aktif dibunyikan setiap bulan, sebagai percobaan,” tambahnya.
Selanjutnya, Dani mengatakan, pihaknya sudah mengajukan penambahan EWS kepada pihak provinsi, namun belum ada realisasi.
“Kalau usulan sudah, kita ingin menambah beberapa buah terutama di daerah yang rawan,” ucapnya.
Dani mengatakan setidaknya perlu 20 lebih EWS yang harus dipasang di sepanjang Pantai Kabupaten Pangandaran.
“Pantai Pangandaran saja perlu lebih dari satu EWS,” ujarnya.
Sementara itu, daerah rawan yang dimaksud seperti Pantai Pangandaran, Legokjawa, Batuhiu, Madasari dan Ciparanti.
“Karena daerah tersebut padat penduduknya,” terangnya.
Kabid Kedaruratan dan Logostik BPBD, Kabupaten Pangandaran, Jajang Herliana Lilihar, mengatakan, EWS berfungsi untuk meminimalisir terjadinya korban saat tsunami.
“Ada waktu 20 menit setelah ada gempa, untuk mengevakuasi warga, lima menit awal dibutuhkan untuk menganilisis potensi terjadinya tsunami, jika berpotensi maka EWS dibunyikan,” ucapnya.
Sebagai tambahan informasi, pada tahun 2006 lalu Kabupaten Pangandaran diterjang Tsunami, yang menewaskan sekitar 800 jiwa. (Wawan)
Discussion about this post