PANGANDARAN (JP), Ternyata Muhammad Kece sempat masuk pesantren selama satu tahun di daerah Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Kepala Desa Limusgeude Asep mengatakan, M Kece ini putuputu sekolah waktu kelas 2 SMP, setelah itu M Kece langsung mesantren satu tahun di daerah Kecamatan Cimerak.
“Sekitar tahun 2003 M Kece diusir dari Desa Limusgeude lantaran meresahkan masyarakat dan teridentifikasi sebagai misionaris,” kata Asep, Rabu 1 September 2021.
M Kece ini lahir dan dibesarkan dilingkungan Desa Limusgeude, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran.
aktu itu Kosman tergolong orang mampu karena waktu SMP hanya dia yang berangkat ke sekolah menggunakan motor,” tambahnya.
Kosman menikah dengan Fatmah dan memiliki dua anak laki-laki.
Anak pertama bernama Asep ikut dengan kaka ipar Kosman di Sidareja, Jawa Tengah sejak kecil.
Sedangkan anak ke dua bernama Mansur ikut dengan Kosman.
Sejak 2001 isteri Kosman menjadi TKW ke Arab Saudi dan Kosman mengembara ke Jakarta menjadi sopir bus angkutan umum jurusan Bekasi-Pasar Baru.
“Kosman pernah jualan tempe dan menjadi pengepul singkong kecil-kecilan di Limusgeude,” jelasnya.
Sekitar tahun 2003 keluarga Kosman diusir dari Desa Limusgeude lantaran meresahkan masyarakat dan teridentifikasi sebagai misionaris.
“Saya waktu itu kerja dibidang jasa transportasi membuka jalur Pangandaran-Bandung,” jelasnya.
Asep secara tidak disengaja bertemu dengan Kosman sekitar tahun 2005 di Kota Banjar.
Kosman waktu itu mengaku ke Asep sebagai wartawan hukum di Kota Banjar.
“Jarang orang yang mengetahui apa aktivitas Kosman dan tempat tinggal Kosman,” papar Asep.
Setelah sekian lama Kosman tidak ada informasinya, tiba-tiba muncul dipemberitaan dia ditangkap Mabes Polri.
“Saya kaget pas baca berita Muhammad Kace ditangkap karena dugaan ujaran kebencian dan penistaan agama ternyata Kosman Kosasih Bin Suned,” pungkas Asep. (Engkoh)
Discussion about this post