PANGANDARAN (JP) – Keripik yang belakangan mulai muncul di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat ini tergolong unik. Karena, bukan berbahan baku pisang, talas, atau singkong seperti pada umumnya, tetapi keripik yang satu ini justu berbahan dasar berupa limbah pohon pisang.
Keripik pelepah atau bonggol pisang hasil karya Kelompok Wanita Tani (KWT) Dahlia yang berada di Desa Tunggilis, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran ini memang terbilang istimewa.
Biasanya, bagian dari pohon pisang yang kerap dimanfaatkan adalah buah juga daunnya, namun bagian bonggol pisang atau debong jarang dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Tanpa kita sadari nyatanya bonggol pisang dapat diberikan makanan salah satunya dijadikan keripik.
Keripik debong merupakan jenis makanan yang sangat unik dan jarang ditemukan, dalam bonggol atau debong pisang mempunyai kandungan vitamin C yang tinggi sehingga sangat cocok untuk dijadikan olahan keripik. Namun, tidak semua debong pohon yang bisa dijadikan olahan, yang bisa dijadikan olahan makanan hanya menggunakan limbah pohon pisang jenis kapokan atau yang sering dikenal dengan pisang kepok.
Pisang jenis ini memang terkenal dengan rasa dan bentuknya yang khas sehingga sering digunakan untuk membuat seriping dan pisang goreng yang enak. Selain itu, jantung dari pohon pisang kepok juga dapat diolah menjadi makanan
Ketua Kelompok Wanita Tani Dahlia, Atik mengatakan, bahwa kelompoknya berkolaborasi dengan Pemerintah Desa, Kecamatan juga Patriot desa dari Provinsi yang sedang bertugas sesuai dengan program Gubernur Jabar Ridwan Kamil perihal peningkatan ekonomi kreatif.
“Untuk pengolahannya pun tidak rumit, setelah pengambilan dari pohon lalu diiris-iris dan direndam selama 24 jam atau sehari semalam dengan menggunakan kapur sirih. Setelah proses itu, lalu dilakukan penggorengan dengan dicampur tepung kering,” kata Atik.
Atik menyebutkan, bahwa kelompok wanita tani yang di ketuainya belum lama ini memproduksi keripik berbahan baku bonggol pisang itu, bahan baku yang digunakan khusus yakni pisang kapokan atau yang sering dikenal dengan pisang kepok.
“Keripik debong pisang masih dikonsumsi oleh anggota kelompok saja belum sampai penjualan, kami berharap kedepannya keripik debong pisang hasil produksi KWT Dahlia bisa dijual ke pasaran,” tuturnya.

Menurut dia, pihak pemerintah Kecamatan Kalipucang pun mendorong dengan Kelompok Wanita Tani Dahlia agar selalu berinovasi dengan membuat olahan-olahan makanan ringan yang salah satunya yang pengolahan keripik debong pisang.
“Alhamdulillah KWT Dahlia mendapat support dari pemerintah Kecamatan Kalipucang dalam berinovasi mengolah limbah pisang jadi makanan unik,” sebutnya,
Sementara itu, Camat Kalipucang Nana Sukarna, menyampaikan untuk di wilayah kecamatan Kalipucang bekerjasama dengan Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Pertanian
“Saat ini sudah terbentuk 29 KWT dan sudah masuk kedalam Sistem Informasi Ketenagaan Penyuluhan Pertanian (Simluh), adapun memang ini menjadi virus yang baik terhadap desa-desa yang lainnya berlomba-lomba membentuk KWT,” katanya.
Namun, sambung dia, pembentukan KWT ini untuk meningkatkan ekonomi masyarakat terutama kaum ibu-ibu, dan ini bukan hanya bercocok tanam saja.
“Tetapi salah satunya yang sudah mulai dengan pengolahan unik yaitu keripik debong pisang produksi KWT Dahlia, setelah diolah bisa seperti kerupuk atau crispy,” tandasnya. (red)
Discussion about this post